Terimakasih Atas Kunjungan Anda

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna, baik dari sudut pandang agama maupun kehidupan di alam semesta. Sehendaknya kita dapat berfikir mulai dini agar setiap usaha dan perbuatan dijalankan dengan ikhlas. Ilmu yang telah kita timba tak luput dari kekurangan, bermanfaat bagi orang lain adalah suatu tujuan yang mulia. Yakinlah bahwa yang menciptakan kita akan membalas perbuatan baik yang pernah terlukis.

Bermain Sepak Bola di Lapangan Gasibu Kota Bandung

Begitu senangnya melihat anak-anak yang masih gemar bermain sepak bola, karena di era melenium seperti ini banyak anak yang lebih memilih dirumah dan bermain game setiap harinya daripada harus berolahraga. Padahal usia semereka ini terbukti jika rutin berolahraga maka tubuh semakin sehat karena peredaran darah yang baik dan memacu pertumbuhan.

Buang Sampah Pada Tempatnya

Sampah adalah masalah utama di negeri ini, embuang sampah pada tempatnya adalah kewajiban semua umat manusia. Bahkan sejak kecil kita selalu di ingatkan oleh guru jangan membuang sampah sembarangan karena akan membuat lingkungan tercemar dam membuat banjir.

Kunjungi Makam Bung Karno Sang Proklamator

Negeri kita telah merdeka puluhan tahun, karena adanya sosok jiwa patriot yang rela berkorban demi kemerdekaan NKRI. Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan.

Semesta Gunung Kawi IJen

Gunung adalah paku bumi yang begitu indah dipandang sehingga banyak orang berlomba-lomba mendaki dan mendapatkan moment yang spesial.

Kamis, 28 Juni 2018

Sengitnya Pertarungan Edy VS Djarot Rebut Sumut



Sumber Foto : medan.tribunnews.com

Memang pertarungan pilkada SUMUT begitu sengit, calon Guberur no urut 1 Edy Rahmayadi dan wakilnya Musa Rajekshah (ERAMAS) sedangkan Cagub no urut dua meruapakan seorang imigran yaitu Djarot Syaiful dan wakilnya Sihar Sitorus (Djoss). 

Figur Edy tidak lain menggambarkan sosok kepemimpinan yang tegas, terlihat dari kasus pendemo di halaman kantor DPRD SUMUT. Saat itu ia masih menjabat sebagai Panglima Kodam (Pangdam) I bukit barisan, Mayjen Edy Rahmayadi  menarik baju pendemo dan menampar lengan serta melontarkan kata “Persetan” debarengi dengan kata-kata lain dengan nada tinggi.

Meski begitu elektabilitasnya pun terus melejit karena menjabat sebagai ketum PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) diiringi pula dengan naiknya PSMS Medan yang setelah beberapa dekade tidak terdengar namanya di kancah nasional.

Tidak lepas dari itu tarikan politik yang kuat bukan sekedar dari figurnya saja tetapi tidak lain pencalonannya yang diusung oleh berbagai partai seperti Gerindra, PKS, Golkar, Hanura, PAN dan Nasdem ditambah 2 partai pendukung yaitu Perindo dan PBB.

Jika dilihat praktek lapangannya untuk kekuatan ERAMAS ini barada pada mesin partai karena di berbagai daerah sumatra utara partai pendukung bekerja keras galang dukungan atau kampanya dor to dor dan menyamakan presepsi untuk memanangkan Bakal Calon no urut 1.

Sebagai orang sumatra sudah pasti persepsinya mengarah pada ERAMAS daripada Bacol (bakal calon) no urut 2 karena berbagai hal yang tidak sinkron dengan persepsi masyarakat SUMUT.

Mari kita bahas Bacol no 2 yang hasil quick count (Hitung Cepat) kalah telak dengan Bacol no. urut 1.

Bagaimana dengan presentase Figur penantang Djarot Saiful Hidayat dan Wakilnya Sihar Sitortus?

Djarot saiful kelahiran Gorontalo merupakan orang yang berpengalaman di bidang pemerintahan pada tahun 20014-2019 ia berhasil menjadi anggota DPR RI dengan perolehan 69.053 suara untuk pemilihan jawa Timur VI . Sebelum menjabat sebagai anggota DPR RI Ia merupakan seorang dosen di Universitas Surabaya serta menjadi pembantu rektor I pada 1997-1999  di universitas tersebut. Setelah itu ia memlilih menjadi politikus PDIP dan menyongsong pemilun pada tahun 1999 disusul duduki jabatan DPRD jawa Timur, jelang pemilihan wali kota Blitar iapun mencalon dan berhasil menjadi wali kota blitar periode 2000-2005 setelah itu ia mencalonkan kembali dan menuai keberhasilan dan melanjutkan 2005-2010. 

Kerja kerasnya mendapat penghargaan Djarot pernah menerima Penghargaan Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah di tahun 2008. Selain itu, dia juga menerima Penghargaan Terbaik Citizen's Charter Bidang Kesehatan Anugerah Adipura selama 3 tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2006, 2007, dan 2008.

Perjalanan karirnya tidak semulus jalan tol memang karena pada tahun 2014 setelah dilantik menjadi wakil gubernur DKI Jakarta mendampingi Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) sebagai gubernurnya, pada saat itulah seorang jarot mulai di terjang berbagai gempuran dari oposisi pemerintah. Basuki yang meupakan rivalnya di DKI harus masuk ke bui karena dinilai menistakan agama Islam dan di vonis dua tahun penjara. Setelah itu ia dilantik presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Kamis, 15 Juni 2017. Ia meruapakan Gubernur DKI ke tiga setelah awalnya dijabat oleh Jokowi yang kini menjadi Rresiden RI dan kedua adalah Ahok yang tersandung kasus hukum dan digantikan olehnya.

Berbagai permasalahan kepemimpinan Ahok menarik dan dampak historisnya dilimpahkan kepada Djarot, seperti sengketa tanah dan penggusuran tanah di Jakarta, permasalahan merekapun semakin berat karena Ahok terus-terusan di Demo dengan tuduhan pasal penistaan agama.
Hanya sisa empat bulan jabatan Djarotpun berakhir hingga mencalonkan kembali menjadi wakil Gubernur DKI mendampingi Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) . Nama Djarotpun semakin tenggelam setelah kalah dalam pemilihan gubernur DKI 2017 lalu.

Sayangnya tidak sampai disitu Djarot yang meruapakan kader PDIP melanjutkan perjuangannya untuk bertarung di SUMUT melawan bacol Edy Rahmayadi. Dorongan partaipun menjadikan Djarot populer kembali meski tidak rasional karena begitu jauh ia hijrah dari Jawa Timur menuju DKI lanjut ke SUMUT. Lantas masyarakatpun bertanya-tanya mengapa ia sampai berani ambil keputusan dan hijrah ke sumut untuk menjadi orang nomor 1 di SUMUT?

Dari segi hukum : UU pilkada tentang pemilihan Gubernur telah disesuaikan sesuai kebutuhan dan sah sebagai Cagub Sumut.

Dari segi Norma : Tidak ada yang dipermasalahkan karena setiap orang mempunyai hak memilih dan dipilih sesuai domisili masing-masing, bahkan yang menarik yaitu wakilnya Sihar Pangihutan Hamonangan Sitorus (Sihar Sitorus) yang merupakan seorang pengusaha sukses asal Sumatra Utara merupakan orang asli suku Batak dan beagama Kristen.

Artinya Sumut lahir dari kebanyakan orang bersuku batak dan tidak sedikit pula beragama kristen presentasenya suku batak adalah 41.93 % dan suku jawa 32. 62 %  dan sisanya suku lain. Jadi sebenarnya pasangan Djarot Sihar Sitorus (DJOSS) sudah lengkap mewakili imigran Jawa serta suku batak kebanyakan orang di SUMUT.

Lalu apa masalahnya yang menimpa Bacol ini? Mari kita bahas kembali.

  •  Coba kita ingat kembali pada tanggal 27 juli 2015 Gubernur Sumut yang merupakan suku jawa terjerat kasus korupsi dana hibah dan dana bansos H. Gatot Pujo Nugroho diseret KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) bersama istrinya yang di vonis 2,6 tahun oleh PN Jakarta dan Gatot divonis PN Medan enam tahun penjara, denda Rp 200 juta dan Jaksa mewajibkan terdakwa mengganti kerugian negara 2,8 Miliar subsider empat bulan kurungan
  • Terlalu ambisiusnya Djarot dan partainya PDIP untuk menguasai suara Nasional hingga mendedikasikan pekerjaannya untuk rakyat SUMUT, padahal sebelumnya ia tidak mempunyai hubungan (chemistery) di daerah sumut.
1. Edy dilahirkan dari lingkungan Tentara Nasional Indonesia
2. Berkiprah di institusi TNI
3. Didukung banyak partai nasional baik incumbent dan oposisi
4. Dorongan #2019ganti presiden
5. #2019gantipresiden tidak berarti karena Edy diawasi dan di setir oleh partai koalisi merah        putih/pemerintah. (Jokowi)
6. Yang bekerja galang suara adalah partai 

Nah, dari kasus inilah mungkin masyarakat sumut merasa kesal sehingga berpresepsi koruptor pada Gatot hingga tidak lagi sepenuhnya percaya pada imigran.



Kesimpulan :  
Perbedaan mendasar Paslon no.1 dan 2 adalah pada Bacol pemimpinnya yaitu Let Jend Purn Edy Rahmayadi:
Kelebihan : 
Kekurangan :
Sedangkan Drs. Djarot Saiful Hidayat berkiprah, berpengalaman serta berkorban langsung kepada masyarakat:

1. Sudah berpengalaman dalam pemerintahan, bagaimana berkomunikasi dengan rakyat dan mengetahui apa kebutuhan rakyatnya.
2. Predikat pendidikan baik
3. Menjunjung tinggi pancasila dengan bukti berdampingan non muslim (Ahok) dan (Sihar Sitorus)
4. Ingin melawan korupsi di sumut.
5. Berbagai etnis, suku, agama adalah bagian darinya.

Kekurangan:

1.  Ambisius mengikuti perintah PDIP (Megawati)
  
     Copy Writer: Egi Kurniawan

Pustaka:


https://eramas.id/pilkada-sumut/6-partai-politik-pengusung-dan-2-partai-politik-pendukung-edy-rahmayadi-dan-musa-rajekshah-eramas/

http://wikidpr.org/anggota/5403631742b53eac2f8ef74e

https://news.detik.com/berita/3531141/perjalanan-djarot-dari-wali-kota-blitar-hingga-gubernur-dki

https://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Utara

https://regional.kompas.com/read/2016/11/24/17291581/gatot.pujo.nugroho.divonis.6.tahun.penjara