Terimakasih Atas Kunjungan Anda

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna, baik dari sudut pandang agama maupun kehidupan di alam semesta. Sehendaknya kita dapat berfikir mulai dini agar setiap usaha dan perbuatan dijalankan dengan ikhlas. Ilmu yang telah kita timba tak luput dari kekurangan, bermanfaat bagi orang lain adalah suatu tujuan yang mulia. Yakinlah bahwa yang menciptakan kita akan membalas perbuatan baik yang pernah terlukis.

Bermain Sepak Bola di Lapangan Gasibu Kota Bandung

Begitu senangnya melihat anak-anak yang masih gemar bermain sepak bola, karena di era melenium seperti ini banyak anak yang lebih memilih dirumah dan bermain game setiap harinya daripada harus berolahraga. Padahal usia semereka ini terbukti jika rutin berolahraga maka tubuh semakin sehat karena peredaran darah yang baik dan memacu pertumbuhan.

Buang Sampah Pada Tempatnya

Sampah adalah masalah utama di negeri ini, embuang sampah pada tempatnya adalah kewajiban semua umat manusia. Bahkan sejak kecil kita selalu di ingatkan oleh guru jangan membuang sampah sembarangan karena akan membuat lingkungan tercemar dam membuat banjir.

Kunjungi Makam Bung Karno Sang Proklamator

Negeri kita telah merdeka puluhan tahun, karena adanya sosok jiwa patriot yang rela berkorban demi kemerdekaan NKRI. Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan.

Semesta Gunung Kawi IJen

Gunung adalah paku bumi yang begitu indah dipandang sehingga banyak orang berlomba-lomba mendaki dan mendapatkan moment yang spesial.

Sabtu, 25 Agustus 2018

Upaya Makar #2019ganti Presiden Hingga Emak-Emak Dimoblilisasi Gerakan Politik



Pandangan politik pribadi.

Sebagai pengantar saya ingat kata bung Karno yng mengatakan
“Perjuanganku Lebih Mudah Karena Mengusir Penjajah, Tapi Perjuanganmu Akan Lebih Sulit Karena Melawan Bangsamu Sendiri”
Ir. Soekarno

Belakangan ini para oknum semakin berani dalam meluapkan ketidak tahuannya dalam berpolitik praktis, kita lihat realitas bahwa presiden terpilih tidak dihargai oleh masyarakatnya sendiri dalam tanda kutip “sebagian orang yang kerdil dan sembunyi dibalik tempurung.”
Mereka tak sadari otaknya yang beku atas doktrin satu sisi dan membuatnya radikal. Bangsa yang kian arif atas keberagaman suku dianggap kelompok dan kepentingannya lah yang harus diperjuangkan hingga memunafikkan saudara sebangsa setanah air, padahal keberagaman dan perbedaan sudah diselesaikan oleh para pejuang dahulu kita yang tertuang dalam Pancasila dan UUD 1945.

Lonceng belum berbunyi kegaduhan sudah menjadi api. Aksi makar semakin membuat masyarakat resah dengan bukti penolakan-penolakan terhadap kehadiran para kaum oposisi, contohnya Riziq dihadang dikalimantan Barat 2017 lalu, Ratna Sarumpaet dan Rocki Gerung akhir-akhir ini ditolak kehadirannya di bangka belitung. Fahri hamzah ditolak berceramah di UGM, Ust, Felix Siau ditolak di Cimahi dan lain sebagainya. Karena kuat terindikasi ajaran sesat dan radikal dan masih banyak contoh penolakan lainnya. Lalu pertanyaannya mereka ini mewakili siapa? Apakah bawa-bawa nama rakyat lalu isi otaknya untuk kepentingan rakyat? Atau hanya untuk popularitas, kegaduhan, memecah belah bangsa?

Usikan ini membuat saya sebagai manusia yang besar atas kebebasan merasa terdiskriminasi lewat jalur serampangan. Seorang Waki ketua DPR dalan acar Ngopi Bareng di salah satu tempat dimana seorang pemimpin RI dibesarkan berani memberikan konsep dan narasi atas nilai buruk Presiden RI ke 7 yang saat ini menjabat.

Dia adalah kelompok manusia yang ikut andil dalam aksi 212 , berdiri memberikan orasi seolah ada orang yang mempunyai kekuasan layak dikebiri hak-haknya atas hukum. Tentu hal bukan by accident tapi harus dibongkar bahwa pemikirannya yang konseratif membawa kegaduhan dalam berdemokrasi.

Hukum sudah berjalan, melalui poros aturan perundang-undangan, tapi oknum yang kerdil tetap merampas hak manusia lain dengan mengintervensi kasus humum yang sedang berjalan. Bagaimana dengan kasus besar lain yang menyebabkan bangsa kita terpuruk? Karena otaknya selalu melindungi kasus ketamakan sohibnya. berjalan dengan menyandung krikil yang tajam dan akhirnya tersungkur.
Orang bersembunyi dibalik jubah yang selalu menyuarakan peperangan, padahal bangsa kita tidak pernah dilanda penidasan. Bahkan pada berbagai kejadian para mujahid-mujahid inilah yang berhasil menyabut nyawa manusia tak bersalah tandakutip “Terorisme”. Duka terus mengalir kepada keluarga korban, karena nyawanya terpaksa dicabut akibat kaum mujahid. penyebab terorisme dianggap hal yang sepele, lagi-lagi para tempurung selalu menyuarakan kebatuannya yang tidak berdasar.

Memebentangkan tulisan #2019ganti presiden pada kesucian ibadah haji, masjid dipaksakan jadi kampanye politik. lalu dimana ruang kenyamanan beribadah? Ruang dimana itu adalah hal yang sakral, hanya ada urusan vertikal lalu dinodai dengan politik kekuasaan. Menuduh sang penguasa mengkriminalisasi ulama. Dasarnya apa? Dasarnya adalah otak batu yang membeku perlu diberi penanganan yang serius dengan bergaul bersama orang-orang yang tak sama dengan otaknya yang kerdil.

Para manusia berlomba-lomba menghina simbol negara, padahal dibalik itu ada misi kekuasaan yang hina. Menghina orang lain lalu ia mengaggap dirinya paling mulia, tidak dapat beradaptasi, menutup mata lalu berjalan dengan menyandung krikil yang tajam.

Dimanakah letak kesempurnaan manusia? Berbagai Filsuf mempunyai konsep bahwa kebenaran itu tidak mutlak karena konsep pemikirannya tidak selalu abadi. Selalu ada pembaharuan dalam berfikir dan mencari kebenaran karena sejatinya manusia tetap manusia dan manusia pada dasarnya sama, mempunyai moralitas yang sama tinggal bagaimana manusia menggunakannya.

Bagaimana dengan konsep oposisi yang menaruh pada wanita hingga ikut campur masalah politik? Wanita yang berjuang dalam politik tidak lagi dalam keadaaan dilarang, bahkan wanita boleh ikut andil dan memperjuangkan hak-hak kaum hawa. Dalam politik nasioanal banyak dikenal para pejuang hak-hak wanita, tapi bukan semata-mata memberikan konsep agregasi pada calon presiden dan wakil presiden semata.

Ada disana pejuang kaum wanita seperti politisi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka, aktivis Yenni Wahid, Walkota Surabaya Tri Rismaharini, Mentri keuangan Sri Mulyani, Mentri Kelautan Susi Puji Astuti, Menlu Retno Marsudi dan masih banyak lagi kaum wanita yang berkarir dalam bidang politik dan pemerintahan.

Tapi masalahnya apakah mereka memperjuangkan hak-hak wanita selama ini? Adakah keuntungan dari hal sikap politik praktis mereka? Padahal seharusnya mereka mementingkan konsep kesetaraan gender dan kaum hawa sehingga nantinya tidak dalam keadaan  diskriminasi dari kaum laki-laki.